26 June 2016 03:00 WIB

Silau Lampu Menyebabkan Kebutaan

Sementara menurut Dr Yusuf Ali Ridha SpM, dokter spesialis mata RS Umum Fatmawati, seseorang yang menderita gangguan mata astigmatisme (silinder), silau yang dirasa akan lebih intens. Mata akan terganggu pandangannya jika berhadapan dengan cahaya terang.

Pengemudi bermata silinder akan tertutup seluruh pandangannya. Parahnya sinar terang akan membuat pandangan matanya jadi gelap total. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk tidak menggunakan lampu utama dengan sorot cahaya dengan itensitas berlebihan.

“Kebutaan sesaat ini terjadi karena seseorang yang terkena sorotan lampu mengalami perubahan pandangan mendadak (dari gelap ke terang). Salah satu komponen mata yang bernama rodopsin sedang menyesuaikan keadaan,” ujar Dr Yusuf Ali Ridha SpM.

“Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar langsung, misalnya sinar lampu mobil yang terlalu terang, maka rodopsin akan terurai keembali menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi gelap inilah mata mengalami kesulitan melihat atau kebutaan sesaat. Fase kembali sempurna memerlukan sekitar 2-3 detik,” urai Dr Yusuf.
    
Coba Anda bayangkan ketika Anda sedang melaju 100 km/jam dan mengalami kebutaan sesaat akibat silau lampu. Maka yang terjadi adalah risiko kecelakaan fatal akibat mobil tidak dapat dikendalikan. Artinya, ketika mengalami kebutaan sesaat, mobil melaju 100 km/jam tanpa ada yang mengendalikan selama 2-3 detik. Sementara untuk 1 detik saja berarti mobil sudah berjalan 36 meter tanpa kendali.

Agar tidak terlalu lama mengalami buta sesaat itu, Dr Yusuf mengungkapkan, cara terbaik mengatasinya adalah dengan cara menutup salah satu mata. Karena proses pandangan kembali normal bisa lebih cepat dalam kondisi mata tertutup.