21 October 2016 06:00 WIB

‘Haram’ Aktifkan Hand Brake di Lampu Merah


Berhenti di lampu merah seringkali dianggap sebagai waktu ‘santai’ pengendara mobil selama perjalanan. Waktu berhenti beberapa detik digunakan untuk relaks, sambil melakukan aktifitas seperti cek notifikasi gadget atau melemaskan pergelangan dan badan sebentar. 

Sehingga banyak yang langsung tarik hand brake, sekadar merilakskan kaki dari pedal rem. Padahal tindakan ini salah. Walaupun berhenti di lampu merah, tetap ada potensi bahaya yang mengancam, sebaiknya jangan gunakan hand brake. Tetap injak pedal rem. 

Menurut Sony Susmana, senior trainer SDCI, “Mengandalkan hand brake saat berhenti di lampu merah agar pengemudi lebih bebas melakukan kegiatan lain. Cara ini malah pengendara kurang waspada dengan lingkungan sekeliling.”

Sebab dengan tetap menginjak pedal rem, akan membuat lampu rem di belakang kendaraan menyala. “Hal ini membantu menginformasikan atau berkomunikasi dengan pengemudi di belakangnya bahwa kendaraan sedang berhenti,” ujarnya. 

Selain itu, dengan tetap menginjak rem, pengemudi bisa mengatisipasi jika ada benturan kendaraan dari belakang atau kendaraan 'nyelonong' ke jalur lain. Benturan dapat diatur dengan rem kaki, sehingga risiko cedera penumpang dan efek rusak pada kendaraan tidak lebih parah.

Sony melanjutkan, kalau pengemudi ingin istirahat, sebaiknya cari tempat yang aman. “Pahami bahwa sekalipun kendaraan berhenti di lampu merah, tetapi itu bukan tempat beristirahat. Dengan mengaktifkan hand brake, pengemudi sudah meninggalkan kewaspadaannya. Apabila ada bahaya yang datang, refleks akan turun,” lanjutnya. 

Sebab fungsi hand brake adalah untuk parking brake atau rem parkir yang bekerja membantu kendaraan agar tidak bergerak saat parkir.  Sehingga tidak mengaktifkan hand brake saat berhenti di lampu merah, adalah salah satu perilaku bijak agar keselamatan dan tanggung jawab pengendara di jalan berjalan dengan baik.