16 August 2019 04:00 WIB

Benarkah Mencampur BBM Bikin Irit?

Perilaku mencampur BBM (bahan bakar minyak) dengan berbeda oktan masih ada menganggap menjadi salah satu jurus untuk menekan pengeluaran. Selain itu, performa lebih dari BBM dengan oktan lebih tinggi juga bakal didapat. Misalnya, mengisi tangki dengan BBM RON 90 diikuti dengan bahan bakar RON 92. 

Harapannya pencampuran tadi membuat RON meningkat. Maksudnya agar pembakaran pada mesin menjadi optimal berkat penambahan RON tadi. Tapi, pada kenyataannya justru terbalik karena kandungan pada RON lebih tinggi malah hilang. Sebagai contoh, sulfur maupun kandungan zat aditif yang ditemui pada BBM RON 92 jadi hilang.

Namun niat hati mendapat keuntungan, malah risiko kerusakan pada mesin menjadi momok yang harus dihadapi. BBM beda oktan tadi justru menjadikan kualitas bahan bakar menurun,  harapan mendapatkan performa lebih pun urung terjadi karena pembakaran tidak sempurna.

Jika dilakukan dalam jangka waktu lama, maka mesin berpotensi mengalami knocking atau dikenal dengan istilah ngelitik. Itu terjadi karena adanya kerak pada ruang bakar. Beruntung, pada kendaraan modern dengan pengabutan bahan bakar injeksi telah dilengkapi sistem knocking sensor. 

Sistem ini dapat mendeteksi jika terdapat BBM di bawah rasio kompresi di bawah ketentuan sebuah kendaraan. Namun, pembakaran prematur tadi membuat performa menjadi tidak sesuai. Dengan kata lain, tenaga mengalami penurunan dari seharusnya. 

Oleh karena itu, sebaiknya gunakanlah BBM sesuai rekomendasi pabrikan. Sebab pada dasarnya setiap mesin di desain untuk BBM dengan oktan tertentu. Ini bertujuan agar mesin bisa mendapatkan pembakaran maksimal yang berdampak positif pada performanya.