20 July 2020 13:04 WIB

Bukan Saja Untuk Keamanan, Melainkan Juga Estetika

Daytime Running Light (DRL) muncul kali pertama di negara-negara Nordik. Di mana tingkat cahaya sekitar di musim dingin umumnya rendah bahkan pada siang hari. Swedia adalah negara pertama yang membutuhkan DRL yang tersebar luas pada 1977. Pada saat itu, fungsinya dikenal sebagai Varselljus (lampu pemberitahuan). Tugas lampu ini bukan untuk membantu pengemudi melihat jalan tetapi untuk membantu pengguna jalan lain melihat kendaraan.

Seiring teknologi yang semakin berkembang, DRL menjadi teknologi yang dibuat untuk menunjang keselamatan berkendara khususnya dari sektor visibilitas.

Hyundai peduli dengan itu. Bukan saja untuk keamanan, melainkan juga estetika.

Jika Anda pernah melihat model dan facelift terbaru Hyundai, pasti bertanya-tanya apa yang terjadi dengan tim desain pembuat mobil yang dipimpin oleh Peter Schreyer? Tim telah mengubah mobil menjadi lebih modern, semakin berkarakter dan mempunyai banyak "rahasia" yang menguntungkan.

Coba perhatikan dengan cermat, bahwa SUV terbaru Hyundai menampilkan lampu depan di tempat-tempat di mana Anda biasanya mengharapkan lampu kabut. Dan sebagai ganti lampu depan, SUV mendapatkan Daytime Running Light LED (Light-Emitting Diodes) sebagai gantinya.

Lampu depan LED memiliki keunggulan luar biasa dengan konsumsi daya sistem yang sedikit lebih rendah dari lampu depan lainnya, masa hidup lebih lama dan kemungkinan desain yang lebih fleksibel.

Sedangkan, Daytime Running Light dan lampu depan terkadang melengkapi kesatuan model suatu merek. Desainer dapat melakukannya dengan membuat gril radiator, lampu depan, dan Daytime Running Lamp. Sebagian besar model Hyundai menggunakan Composite Headlamp yang memisahkan lampu depan, Daytime Running Lamp dan sinyal belok (sein). Metodologi ini diterapkan tidak hanya pada SUV seperti Hyundai Kona tetapi juga untuk Hyundai Santa Fe.