30 September 2016 06:00 WIB

5 ‘Dosa’ Pengemudi Matik


Berkendara mobil matik memang punya kenyamanan lebih dibandingkan manual. Apalagi buat di daerah perkotaan. Tinggal menginjak rem atau gas tanpa perlu memainkan pedal kopling. Gak bikin capek saat berkendara di macetnya jalan. Walau hanya tinggal gas dan rem, ternyata masih banyak lho yang melakukan kesalahan. 

Diantaranya masih ada pengemudi mobil matik yang menggunakan kedua kakinya untuk menginjak gas dan rem, dengan kaki kanan di pedal gas dan kaki kiri pada rem. Hati-hati, itu salah besar. Mengerem aman dengan kaki kiri itu nyaris mustahil. Yang bisa melakukan pengereman dengan kaki kiri hanya pembalap profesional, karena mereka memang diajari untuk mengerem dengan kaki kiri.

Kesalahan itu juga bisa menular pada komponen girboks yang lama-lama bakal rusak. Hal ini dipicu karena pengemudi berpikir itu kopling. Jadi, pengemudi menginjak rem kemudian dilepas pelan-pelan ketika pedal gas diinjak. Jika sering lupa seperti itu, girboks mobil bisa jebol.

Gaya mengemudi itu juga bisa menimbulkan masalah lain. Jika mobil sudah menerapkan brake ooverrated, mesin akan sering mati bila sering salah injak rem jadi kopling.
Dibalik kenyamanan menggunakan mobil matik, ternyata juga lebih banyak bahan bakar yang digunakan dibandingkan dengan mobil manual. Hal ini disebabkan karena putaran mesin yang tidak bisa diatur saat berkendara, dan menyebabkan bahan bakar lebih boros.

Mobil matik tidak bisa menggunakan engine brake, salah satu teknik pengereman mobil yang menggunakan mesin dengan mengurangi gigi persneling mobil sebagai bantuannya. Maka apabila berkendara di jalan menurun maka hal yang bisa dilakukan hanya dengan menginjak pedal rem atau gunakan gigi L.