5 Modifikasi Berbahaya Yang Harus Dihindari
Memodifikasi bisa jadi sebuah hobi pagi beberapa orang. Bahkan tak jarang ada yang membeli mobil hanya untuk dimodifikasi. Apalagi, modifikasi bisa jadi cara seseorang mengekspresikan dirinya.
Mobil Hyundai sendiri juga sering jadi pilihan untuk dimodifikasi. Mulai dari penggantian velg, hingga beragam modifikasi lainnya.
Tetapi, ada beberapa modifikasi yang bisa jadi berbahaya atau bisa merusak performa mobil sehingga sebaiknya dihindari.
Beberapa modifikasi tersebut adalah:
1. Aksesori Pada Dasbor
Memasang aksesori pada dasbor (dashboard) sebaiknya dihindari. Selain lem bisa meninggalkan bekas pada dasbor, hal ini bisa berbahaya saat terjadi tabrakan. Karena, bisa saja aksesori mengganggu kinerja airbag, atau malah mengenai tubuh kita saat airbag mengembang. Lalu, bila banyak aksesori, visibilitas pengemudi bisa terganggu.
2. Elektrikal Melebihi Kapasitas
Modifikasi sektor elektrikal ada batasnya. Misalnya jangan memasang sistem audio yang berlebihan. Hal ini akan membebankan alternator mobil yang belum tentu mampu menghasilkan daya sebesar itu. Selain itu, kapasitas kabel bawaan juga belum tentu cukup untuk tenaga yang sangat besar.
3. Melepas Katalis
Modifikasi ini sering terjadi bila sektor knalpot dimodifikasi. Katalis sebaiknya tidak dilepas karena berfungsi sebagai filter polusi dari mobil. Katalis bisa mengurangi emisi secara signifikan. Modifikasi ini memang tidak ada hubungannya dengan keselamatan, tetapi modifikasi ini berbahaya bagi lingkungan. Apalagi dengan melepas katalis, bisa saja mobil gagal melalui uji emisi.
4. Kaca Film Terlalu Gelap
Kaca film adalah modifikasi yang sangat umum dilakukan di Indonesia, apalagi sinar matahari di Indonesia seringkali terik. Tetapi, kaca film yang terlalu gelap bisa berbahaya, terutama saat malam. Karena gelap, bisa jadi semakin sulit untuk melihat keluar, terutama melihat area samping atau spion yang tidak terkena lampu mobil.
5. Alat Penghemat Bahan Bakar
Alat seperti ini seringkali dipasang dengan klaim bisa menghemat bahan bakar secara signifikan, mengurangi emisi, ataupun menaikkan nilai oktan. Padahal, hal tersebut belum tentu benar. Bisa jadi, alat seperti malah bisa merusak mobil karena mengganggu kinerja sistem pembakaran, atau mesin menjadi rusak karena pengguna kerap menggunakan bahan bakar berkualitas rendah karena klaim menaikkan nilai oktan tersebut.