Mengenal Lebih Dekat Teknologi CRD-I Pada Mobil Hyundai
Anda mungkin familiar dengan sebutan mesin diesel CRD-i. Tapi apa sebetulnya CRD-i dan bedanya dengan mesin diesel biasa? Bisa dibilang, CRD-i adalah versi lebih canggih dari diesel konvensional. Singkatan dari Common rail direct injection, yang secara pemahaman mudah sudah menerapkan injeksi langsung ke ruang pembakaran atau piston. Karena lebih modern, banyak nilai plus yang didapat berkat teknologi common rail direct injection itu.
Otak utama dari mesin CRD-i, ECU yang mengatur penyemprotan bahan bakar. Pompa bertekanan tinggi, yang diatur ECU, mengompres dan menyalurkan bahan bakar secara konstan pada corong seperti rel. Nantinya, bahan bakar siap dibagikan oleh injektor kepada ruang pembakaran atau silinder tempat piston berada. Berbeda dengan diesel konvensional, yang mengompresi bahan bakar secara terpisah untuk setiap penyemprotan.
Proses yang lebih kompleks berlaku pada CRD-i. Namun berkat pemakaian ECU, hasil penyemprotan dan pembakaran bakal lebih presisi. Bila dijabarkan, keuntungan memakai mesin diesel common rail termasuk efisiensi, mesin lebih bertenaga dan halus serta konsumsi dan emisi bahan bakar yang bisa ditekan lebih jauh. Selain itu, getaran dan bunyi bising dari mesin diesel juga bisa ditekan.
Biasanya, mesin diesel common rail kerap dipadukan dengan turbo charger. Kombinasi itu lebih meningkatkan konsumsi, efisiensi dan power delivery dari sebuah mobil. Seperti yang diterapkan oleh Hyundai. Salah satu model yang menggunakan mesin CRD-i, Hyundai Santa-Fe terbaru. Jantung mekanis 2.2 CRD-i dengan sokongan turbo charger E-VGT.
Dapur pacu All New Santa Fe sanggup menyemburkan daya 193 PS/3.800 rpm dan torsi maksimal 441 Nm. Torsi monster itu bahkan mulai tersedia di putaran bawah, di rentang 1.750 - 2.750 rpm. Gabungkan lagi dengan penyalur daya transmisi otomatis 8-speed. Selain distribusi output tenaga yang mumpuni, konsumsi bahan bakar All New Santa Fe sangat ramah di kantong.